MAKALAH
ILMU ADMINISTRASI
actuating
D
I
S
U
S
U
N
KELOMPOK 3
*ABDUL RAHIM *LINA
*IRMA YULIANI PUTRI *ASMARANI
*MUH.EDI *ADE ASHARI
*TAUFIK *RUSMAN
PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
KABU.WAJO
KEC.PENRANG
Kata Pengantar
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah tentang
Actuating ini dapat diselesaikan.tugas dari ibu YUNIARNI YUSUF ,Dosen pengantar
ilmu administrasi.
Makalah ini
menguraikan secara lengkap bagaimana merancang sistem pelaksanaan manajemen
dalam rangka mengimplementasikan strategi bisnis yang telah ditetapkan.
Pembahasan
system pelaksanaan manajemen ini mencakup diantaranya tentang pengertian
pengarahan / actuating ,prinsip-prinsip pengarahan,fungsi actuating, cara-cara
pengarahan, komunikasi yang baik, serta motivasi.
Makalah ini
diharapkan dapat menjadi pelengkap bahan ajar untuk mata kuliah “Ilmu pengantar
administrasi negara” . Dan disamping itu pula, dapat digunakan oleh praktisi
bisnis dalam merancang system pelaksanaan manajemen organisasi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Sebelumnya kami sampaikan terima kasih.
Penulis
01
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................01
DAFTAR
ISI......................................................................................................................02
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG...................................................................................................03
B.RUMUSAN
MASALAH..............................................................................................03
C.TUJUAN PENULISAN................................................................................................03
BAB
II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ACTUATING
/PENGGERAKAN.....................................................04
B.FUNGSI
ACTUATING...............................................................................................04
C.PRINSIP-PRINSIP
ACTUATING..............................................................................05
D.TAHAP-TAHAP
PENGGERAKAN..........................................................................06
E.TEKNIK-TEKNIK PENGGERAKAN SECARA
EFEKTIF.....................................06
F.FAKTOR-FAKTOR
PENGGERAKAN....................................................................07
1.KEPEMIMPINAN...........................................................................................07
2.MOTIVASI......................................................................................................08
3.KOMUNIKASI................................................................................................09
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN...........................................................................................................12
B.SARAN.......................................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................................13
02
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi sudah sepatutunya terdapat pelaksanaan setelah suatu perencanaan dan pembentukkan organisasi. Dalam pelaksanaan dibutuhkan prinsip, teknik dan tahapan yang optimal. Pelaksanaan atau bisa disebut pengarahan (actuating) yaitu mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Terdapat banyak prinsip dalam penggerakan yang akan dibahas dalam makalah ini. Selain prinsip penggerakana juga banyak teknik dalam penggerakan. Kemudian barulah dilaksanakan tahap-tahap penggerakan.
Actuating’ adalah suatu penggerakan setelah adanya rencana yangdiatur (diorganizir) agar seorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab,sehingga timbul keamanan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan Penggerakan atau Actuating mempunyai arti dan perananan yang sangat penting. Sebab diantara fungsi manajemen lainnya, maka penggerakan merupakan fungsi secara langsung berhubungan dengan manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemenyang lain baru efektif. Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi. Penggerakan juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi sudah sepatutunya terdapat pelaksanaan setelah suatu perencanaan dan pembentukkan organisasi. Dalam pelaksanaan dibutuhkan prinsip, teknik dan tahapan yang optimal. Pelaksanaan atau bisa disebut pengarahan (actuating) yaitu mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Terdapat banyak prinsip dalam penggerakan yang akan dibahas dalam makalah ini. Selain prinsip penggerakana juga banyak teknik dalam penggerakan. Kemudian barulah dilaksanakan tahap-tahap penggerakan.
Actuating’ adalah suatu penggerakan setelah adanya rencana yangdiatur (diorganizir) agar seorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab,sehingga timbul keamanan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan Penggerakan atau Actuating mempunyai arti dan perananan yang sangat penting. Sebab diantara fungsi manajemen lainnya, maka penggerakan merupakan fungsi secara langsung berhubungan dengan manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemenyang lain baru efektif. Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi. Penggerakan juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penggerakan?
2. Apa saja prinsip-prinsip penggerakan?
3. Apa saja teknik-teknik penggerakan?
4. Apa saja tahapan dalam penggerakan?
5. Apa yang dimaksud dengan fungsi penggerakan ?
8. Bagaimana cara memotivasi seseorang itu ?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan penggerakan.
2. Mengetahui prinsip-prinsip penggerakan.
3. Mengetahui teknik-teknik penggerakan.
4. Mengetahui tahapan dalam penggerakan
5.Mengetahui
fungsi penggerakan
6.mengetahui
cara memotivasi seseorang
03
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penggerakan (Actuating)
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At Taubah 105).
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
* Adapun pengertian penggerakan
menurut para ahli adalah sebagai berikut:
· George R. Terry ,Actuating adalah Menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
· Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo actuating adalah Pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisas yang telah ditetapkan.
· Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, MPA,adalah Kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja.
· Prof. Dr. Sondang S. Siagian, MPA adalah Penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian
B.FUNGSI ACTUATING
· George R. Terry ,Actuating adalah Menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
· Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo actuating adalah Pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisas yang telah ditetapkan.
· Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, MPA,adalah Kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja.
· Prof. Dr. Sondang S. Siagian, MPA adalah Penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian
B.FUNGSI ACTUATING
Menurut Winanti (2009) fungsi actuating antara lain:
· Mengembangkan rasa tanggung jawab
Mengembangkan sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
· Mengembangkan rasa tanggung jawab
Mengembangkan sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
04
· Pemberian komando
Memberi perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban, memberi teguran dan pujian.
· Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung,
· Pemeliharaan moral dan disiplin
Mendidik serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan patut dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan.
· Komunikasi
Berbicara dengan bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta keterangan, memberikan nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran, wejangan dan sebagainya.
· Human Relation
Memperhatikan nasib bawahan sebagai manusia dan selalu ada keseimbangan antara kepentingan pribadi pegawai, mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang sebaik-baiknya dan kepentingan umum organisasi.
· Leadership
Menunjukkan dan membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing, bahwa mereka mempunyai seorang sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi kesulitan dan masalah pekerjaan maupun pribadi keluarga (inti penggerakan).
· Pengembangan eksekutif
Berusaha agar setiap bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan/tugas masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas prakarsa sendiri selalu berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin, meningkatkan mutu kerja dan sebagainya.
Menurut Azwar (1996) tujuan fungsi aktuasi antara lain:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGERAKAN
* Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
* Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan,
Memberi perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban, memberi teguran dan pujian.
· Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung,
· Pemeliharaan moral dan disiplin
Mendidik serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan patut dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan.
· Komunikasi
Berbicara dengan bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta keterangan, memberikan nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran, wejangan dan sebagainya.
· Human Relation
Memperhatikan nasib bawahan sebagai manusia dan selalu ada keseimbangan antara kepentingan pribadi pegawai, mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang sebaik-baiknya dan kepentingan umum organisasi.
· Leadership
Menunjukkan dan membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing, bahwa mereka mempunyai seorang sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi kesulitan dan masalah pekerjaan maupun pribadi keluarga (inti penggerakan).
· Pengembangan eksekutif
Berusaha agar setiap bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan/tugas masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas prakarsa sendiri selalu berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin, meningkatkan mutu kerja dan sebagainya.
Menurut Azwar (1996) tujuan fungsi aktuasi antara lain:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGERAKAN
* Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
* Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan,
05
akan semakin besar sumbangan anggota terhadap
usaha mencapai tujuan.
Bisa saya contohkan dalam out bound adalah
pada saat kita akan melakukan kegiatan out bound masing-masing. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu
mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti perencanaan,
struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
D. TAHAP-TAHAP PENGGERAKAN
Tindakan penggerakan dibagi
dalam tiga tahap, yaitu: Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan
sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik.
Tindakan ini juga disebut motivating.
Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.
Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
E. TEKNIK-TEKNIK PENGGERAKAN YANG EFEKTIF
Menurut Azwar (1996) teknik-teknik penggerrakan yang efektif antara lain:
· Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi, mengenai tujuan yang harus dicapai.
· Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik tujuan tersebut.
· Pimpinan menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
· Setiap orang harus mengerti struktur organisasi.
· Setiap orang harus menjalankan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi dengan baik.
06
Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.
Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
E. TEKNIK-TEKNIK PENGGERAKAN YANG EFEKTIF
Menurut Azwar (1996) teknik-teknik penggerrakan yang efektif antara lain:
· Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi, mengenai tujuan yang harus dicapai.
· Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik tujuan tersebut.
· Pimpinan menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
· Setiap orang harus mengerti struktur organisasi.
· Setiap orang harus menjalankan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi dengan baik.
06
· Menekankan pentingnya kerjasama
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
· Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
· Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mempu bekerja.
· Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.
* Sedangkan menurut Haris (2011) teknik-teknik penggerakan yang efektif bagi manajemen sekolah antara lain:
1. Kepala sekolah merangsang guru dan personal sekolah lainnya melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat.
2. Kepala sekolah cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan.
3. Kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah.
4. Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan pujian atas prestasi kerja personal sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang dilakukan oleh para personalnya hanya akan berdampak buruk terhadap manajemen sekolah.
5. Sanksi hanya akan diberikan, jika betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi untuk dibina, jauh efisien membentuk perilaku guru, tenaga kependidikan, dan personal sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi ke arah yang positif pula.
· Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
· Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mempu bekerja.
· Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.
* Sedangkan menurut Haris (2011) teknik-teknik penggerakan yang efektif bagi manajemen sekolah antara lain:
1. Kepala sekolah merangsang guru dan personal sekolah lainnya melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat.
2. Kepala sekolah cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan.
3. Kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah.
4. Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan pujian atas prestasi kerja personal sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang dilakukan oleh para personalnya hanya akan berdampak buruk terhadap manajemen sekolah.
5. Sanksi hanya akan diberikan, jika betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi untuk dibina, jauh efisien membentuk perilaku guru, tenaga kependidikan, dan personal sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi ke arah yang positif pula.
F.FAKTOR-FAKTOR YANG DIBUTUHKAN
DALAM ACTUATING
1. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar
berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang
tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya
untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya.
Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
(a). Memiliki kecerdasan
orang-orang yang dipimpin
(b). Mempunyai perhatian terhadap
kepentingan yang menyeluruh
(c). Memiliki kelancaran dalam
berbicara
(d). Matang dalam berpikir dan emosi
(e). Memiliki dorongan yang kuat
dari dalam untuk memimpin
(f). Memahami/menghayati kepentingan
kerja sama.
07
(2). Sikap dan Moril (Attitude and
Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang
hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap
manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya
yaitu :
(a). Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak
sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh
aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang
serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota
masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan
demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari
masyarakat feudal.
(b). Sikap Kediktatoran (Dictatorial
attitude).
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan
bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan,pekerja
akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
(3). Tatahubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan
managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan
dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan
diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada
beberapa macam diantaranya :
(a). Komunikasi intern yaitu
komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan
dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan
atau sebaliknya.
(b). Komunikasi Ekstern yaitu
komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
(c). Komunikasi Horizontal yaitu
komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
(d). Komunikasi Vertikal yaitu
komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan
atau sebaliknya dalam suasana formil.
(4). Perangsang (Incentive) ;
insentif ialah sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
(5). Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan,
sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai
terjemah dari kata control.
08
Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan
pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan
anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.
Dengan demkian tugas supervisor
cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan
memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan
dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
(6). Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk
melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
(1) Self Imposed discipline
(disiplin yang timbul dengan sendirinya).
(2). Command Discipline (Disiplin
berdasarkan perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan
manajer dalam fungsi penggerakan
1.Manajer harus bekerja lebih
produktif
2.Manajer perlu memahami ilmu
psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3.Manajer harus mempunyai tekat
untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
4.Manajer harus bersikap obyektif
2.MOTIVASI
A.Pengertian
Motivasi
sebagai “proses psikologikal yang yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya
dan terjadinya persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan kearah tujuan
tertentu” (Mitchell, 1982:81)
Motivasi
sebagai “kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu” (Robbins et.al, 1999:50)
Motivasi
adalah “hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi
seorang individu yang menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti
arah tindakan tindakan tertentu” (Gray, 1984:69)
3.KOMUNIKASI
Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi manager karena sebagai proses dimana fungsi
manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
kepemimpinan dan fungsi pengendalian dapat dicapai. Dan sebagai kegiatan dimana
manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya. Proses komunikasi
memungkinkan para manager menjalankan tanggung jawabnya dan informasi.
09
harus
dikomunikasikan kepada para manager sebagai dasar pembuatan keputusan dalam
pembuatan fungsi-fungsi management baik secara terulis maupun lisan.
·
PROSES KOMUNIKASI
Modal
yang paling sederhana adalah modal komunikasi antar pribadi
Dari
bagian diatas bahwa model ini menunjukan 3 elemen penting dimana jika salah
satu hilang tidak akan terjadi komunikasi. Model yang paling canggih dalam
komunikasi adalah model proses komunikasi dimana
langkah-langkahnya sebgai berikut:
- Pengirim adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan, keinginan atau informasi serta mempunyai kepentingan untuk mengkomunikasikan kepada orang lain.
- Pengkodean adalah pengirim pengkodean informasi yang akan disampaikan dan diterjemahkan ke dalam symbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikan.
- Pesan Pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat dirasakan dan dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato dapat didengar dan jika tulisan dapat dibaca, isyarat dapat dilihat dan dirasakan.
- Saluran adalah cara mentransmisikan (menyampaikan) pesan, misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan effisien saluran harus sesuai dengan pesan.
- Penerima adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima, jika pesan tidak sampai pada penerima, komunikasi tidak terjadi.
- Penafsiran Kode
Dalam
peroses dimana penerima menafsirkan pesan dan menerjemahkannya menjadi
informasi yang berarti baginya. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap
pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, maka efektif komunikasi yang terjadi.
- Umpan Balik adalah pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan karena penerima itu telah menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat umpan balik semakin efektif komunikasi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Menurut Winanti (2009) fungsi actuating antara lain mengembangkan rasa tanggung jawab, pemberian komando, mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung, pemeliharaan moral dan disiplin, komunikasi, human relation, leadership, dan pengembangan eksekutif.
Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah pada tujuan, prinsip keharmonisan dengan tujuan, dan prinsip kesatuan komando.
Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu memberikan semangat sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik, memberian bimbingan melalui contoh atau teladan, dan memberikan pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas.
Sedangkan menurut Haris (2011) teknik-teknik penggerakan yang efektif bagi manajemen sekolah antara lain
1. kepala sekolah merangsang guru
dan personal sekolah lainnya melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan
yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat,
2. kepala sekolah cenderung
mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan
meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan,
3. kepala sekolah merencanakan cara
untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya
secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang
spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah,
4. penggerakan yang dilakukan kepala
sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan pujian atas prestasi kerja personal
sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang dilakukan oleh para personalnya
hanya akan berdampak buruk terhadap manajemen sekolah, dan
5. sanksi hanya akan diberikan, jika
betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi untuk dibina, jauh efisien
membentuk perilaku guru, tenaga kependidikan, dan personal sekolah lainnya
dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi ke arah yang positif
pula.
Pencapaian
tujuan perusahaan sering kali tidak dapat dilakukan dengan mudah. Berbagai
kendala dapat dihadapi perusahaan dalam perjalanannya mencapai tujuan. Gejolak
perekonomian, aktivitas pesaing semakin agresif dan berbagai kesulitan yang
menghadang sering kali membuat tujuan yang hendak dicapai perusahaan menjadi
tidak mudah.
11
Permasalahan yang sama
terjadi pada saat perusahaan ingin melakukan perubahan agar lebih sesuai dengan
tuntutan pasar. Sumber daya manusia perusahaan yang sudah terbiasa dengan cara
lama (old fashion) akan memiliki keengganan untuk berubah (resistant to
change), karena tujuan baru perusahaan yang ingin dikejar masi terlalu samar.
Sehingga mereka khawatir perubahan tersebut hanya akan menimbulkan berbagai
dampak yang merugikan bagi kepentingan karyawan.
Oleh karena itu, dalam menghadapi
situasi-situasi tersebut di atas, perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah
satunya adalah fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi
actuating ini, kelancaran dalam operasional manajemen dapat berlangsung dengan
baik.
Dimaksud dengan fungsi penggerakan
(actuating) ada mendorong semangat kerja bawahan, mengarahkan (directing)
aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi
aktivitas yang kompak/sinkron, sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila dalam
pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul persoalan, keraguraguan
atau pertentangan maka menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan
penyelesaiannya.
Ada tiga pendekatan
cara memotivasi ini. Ketiga pendekatan itu adalah:
a.
Pendekatan Klasik. Pendekatan Klasik memotivasi
seseorang melalui slogan "lebih banyak bekerja, lebih banyak
pendapatan". Berdasarkan slogan ini maka 2 pekerja dimotivasi melalui
penggunaan atau penge-trapan sistem upah insentif. Bagi mereka yang lebih banyak
hasil kerjanya, diberi + insentif.
b.
Pendekatan Hubungan Manusiawi.
Pendekatan ini berpangkal
pada pengertian bahwa manusia akan mau bekerja lebih baik, jika
kebutuhan-kebutuhan sosial mereka terpenuhi.
Berangkat pada pendapat
ini, maka cara memorisevasi seseorang dapat dilakukan dengan memberikan
kebebasan kepada bawahan untuk ikut mengambil keputusan. Dengan diberi
kebebasan untuk (turut serta dalam memutuskan, maka kebutuhan sosial
dan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri dapat terpenuhi, dan hal ini akan
mendorong mereka untuk lebih berprestasi.
c.
Pendekatan Sumber Daya Manusia.
Menurut pendekatan ini,
pada dasamya manusia menyukai akan prestasi yang lebih baik. Berdasarkan pada pengertian ini, maka cara memotivasi
bawahan dapat dilakukan dengan cara memberikan tanggung-jawab yang lebih besar
untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan pekerjaan.
B. Saran
Sebagai pemimpin organisasi yang baik hendaknya dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip penggerakan dengan optimal di dalam organisasi tersebut, sehingga tujuan organisasi yang hendak dicapai akan terwujud.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://rahimart08095.blogspot.com/2015/03/makalah-ilmu-administrasi.html
13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar